Peringati HUT, Gemilang dan Nahdlatul Muhammadiyyin Ngaji Bareng dengan Cak Nun

Administrator 27 Agustus 2017 11:57:55 WIB

Wonolelo-SID. Hari Ulang Tahun (HUT) Muda-Mudi Gemilang ke-36 diperingati dengan ngaji Cak Nun pada kamis(24/08). Kegiatan ini juga bebarengan dengan Milad Majelis Ilmu Nahdlatul Muhammadiyin (NM) yang ke-6. Selain peringatan HUT, dalam acara ini dilangsungkan pelantikan pengurus baru Organisasi Muda-Mudi Gemilang masa bhakti 2017-209 dan syukuran selesainya pemugaran Masjid Nurul Islam Melikan. Kegiatan ini mengambil tema "Srawung Kawruh Gayuh Kaluhungan". 

Hadir dalam acara tersebut Camat Pleret, Alwi,SH, Kapolsek Pleret,Kapolsek Pleret AKP Sumanto, SH, Danramil Pleret Kapten Arm. Waluyo, Lurah Desa Wonolelo Pujiastuti Sugianta beserta pamong, Lurah Desa sekitar, Tokoh NU, Tokoh Muhammadiyah, Ketua Nahdlatul Muhammadiyyin Mustofa W Hasyim, ketua Karang Taruna desa Wonolelo, Fuad Fauzi,serta warga masyarakat baik dari lokal Wonolelo maupun luar Wonolelo. Acara ini juga dimeriahkan oleh kelomok hadroh Assyifa dari Ngisor Jembatan Janti, Wayang Kontemporer Kahuripan, grup Hadroh Roudhatul Ma'wa Ponpes Binaul Ummah, serta penampilan dari juara nasional pidato Bahasa Indonesia ajang Aksioma 2017 dari MI Al Khoiriyah Melikan, Bintan Azizah. 

Puncak kegiatan HUT ini ditandai dengan pemotongan tumpeng. Sebelum dilakukan pemotongan tumpeng, dilangsungkan pengambilan sumpah pengurus baru Organisasi Muda-Mudi Gemilang masa bhakti 2017-2019 oleh ketua karang taruna desa Wonolelo, Fuad Fauzi. Setelah pengambilan sumpah, dilakukan penandatanganan berita acara serah terima jabatan dilanjutkan pemotongan tumpeng. Tumpeng pertama untuk HUT Gemilang dan potongan diberikan kepada Ketua Karang Taruna desa Wonolelo. Tumpeng kedua menandai HUT NM dan diberikan kepada Kapolsek Pleret, serta tumpeng yang ketiga sebagai ungkapan syukur atas selesainya pemugaran Masjid Nurul Islam dan potongan tumpeng diberikan kepada Camat Pleret.

Setelah berakhirnya proses pemotongan tumpeng, acara dilanjutkan dengan diskusi. Dipandu oleh Fauzi beberapa tamu undangan memberikan prakata sebelum diskusi di mulai. Diawali oleh Ketua Nahdlatul Muhammadiyyin yang menceritakan tentang sejarah berdirinya NM dan diteruskan oleh paparan dari Lurah desa Wonolelo, Puji Astuti Sugiyanta. 

Ibu Tutik, sapaan akrab Puji Astuti Sugiyanta memaparkan tentang kekayaan yang dimiliki oleh desa Wonolelo. Masih banyaknya bahan makanan lokal, seperti gembili, uwi, tales, waluh dan hasil olahannya, sebagai perwujudan dari Wonolelo sebagai lumbung pangan. Adanya lembaga pendidikan baik formal semisal MI, MTS, dan juga non formal seperti Ponpes dan madin, menjadi bukti bahwa Wonolelo merupakan lumbung ilmu. Selain itu, banyaknya kelompok kesenian baik kelompok perdusun maupun gabungan dan juga grebeg syawal, menjadi bukti bahwa Wonolelo sabagai lumbung budaya. Selain memaparkan tentang kekayaan Wonolelo, bu Tutik juga menagih janji Cak Nun yang suatu saat akan hadir kembali ke Wonolelo bersama Novia Kolopaking. 

"Kehadiran Cak Nun kali ini belum membayar hutang yang pernah disampaikan saat Cak Nun datang ke Wonolelo 4 tahun silam", imbuhnya. 

Dia berharap, di tahun yang akan datang, Cak Nun akan menepati janjinya untuk datang bersama Novia, dan harapan itu akan terlaksana pada saat kegiatan grebeg syawal. 

Menanggapi yang disampaikan Lurah Desa Wonolelo, Cak Nun dalam sambutannya menyatakan bahwa kedatangannya ke Wonolelo ini karena cinta. Dia juga berharap, semoga tahun depan bisa menyaur utangnya untuk datang ke Wonolelo bersama Novia Kolopaking.

Beberapa hal yang disampaikan Cak Nun diantaranya:

1. Jangan mengandalkan indonesia, andalkan dirimu, keluargamu, kreatifitasmu. Indonesia lemah, tapi dirimu kuat

" jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tp tanyakanlah apa yang kamu berikan kepada negaramu", Ungkap Cak Nun mengutip perkataan Jhon F  Kenedy

2. Setiap manusia yang lahir sudah memliki kandungan Alqur'an di dalam dirinya, tugas kita semua adalah membuka pori-porinya supaya subur, supaya yang ditanamkan oleh Allah didalam dirinya menjadi subur.

" Semoga anda sudah lebih kaya bahan untuk mempertimbangkan kehidupan, esok pagi anda sudah lebih bijaksana kepada siapa saja, karena kebijaksanaan yang menyelamatkan kita semua, kaluhungan itulah yang membuat manusia berada di level ahsani taqwim, bahkan ke level insan kamil, meskipun tidak bisa sesempurna Rasulullah", Ungkap Cak Nun mengakhiri pembicaraan.

Kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan doa oleh K.H. Ihsanuddin Muslim, Lc, M.Pd.i (Luth)

Komentar atas Peringati HUT, Gemilang dan Nahdlatul Muhammadiyyin Ngaji Bareng dengan Cak Nun

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Info Perkembangan Kasus Covid-19

Open Data for Gender

Open Data for Gender Inclusive Development

Open Government Indonesia

Aplikasi Rubah KK Online

Aplikasi Cetak KTP Online

Pengembangan Potensi Masyarakat

Waktu

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License